Postingan

Perjalanan Sebuah Tanda Baca

Gambar
  Perjalanan tinta kali ini membawaku berhenti sejenak pada sebuah satuan masa yang menolak untuk beranak Pinak, Ia tunggal yang berusaha untuk tetap tinggal dalam sebuah kurun waktu Yang memberinya sebuah hukuman penggal. Ahh, sial !  Lagi-lagi aku berhenti diparagraf ini hanya diam terpaku, membiarkan semuanya lagi-lagi berlalu. Orang-orang berlalu-lalang dengan begitu riang, Sepasang kekasih yang saling mengasihi, Keluarga yang bahagia, Anak perempuan yang bibirnya blepotan mengulum kembanggula. Aku tidak melihat duka pada mata mereka, segalanya tampak begitu bahagia, dunia tampak begitu ramah dan adil memeluk isi kepala mereka. Apa mereka pernah menangis? Atau sedang menangis? Atau menyembunyikan tangisnya? Ah, tidak mungkin ku kira hanya aku yang menangis hehe Baiklah, aku memutuskan meninggalkan mereka pada paragraf ini.  Aku akan pergi  Ke suatu pagi yang sepi, tempat dimana segala bunyi dan sunyi menepi tanpa gangguan siapapun. Disana aku diam tak berani berbicara sepatah katap

Hujan, Kopi, Cinta & Keanehan Manusia Modern

Gambar
    Penghujan di pertengahan Oktober yang basah, cukup membekukan langit kota sore ini. Trotoar jalan kedinginan minta pelukan, alas-alas kaki pejalan yang ingin cepat sampai di  rumah hangat sang majikan, juga jutaan rintik air yang jatuh dan menjadi genangan.  Mereka semua cukup membuat suasana hening sejenak. Udara yang lembab dengan sopan menerobos rongga-rongga hidung. Belum lagi bau petrikor yang menguap dari tanah basah, diterima oleh saraf sensorik indera penciumanku kemudian dibawa oleh saraf motorik menuju ke otak, lalu disana mengaktifkan banyak sekali perasaan, kenangan, dan gambaran-gambaran peristiwa lampau yang... ahh sialan haha Hujan memang selalu punya caranya sendiri untuk menerobos dinding ingatan. lalu ia menayangkannya kembali seperti sebuah film dokumenter. Tidak peduli seberapa lama dan seberapa kerasnya kita berusaha mengubur ingatan itu dalam-dalam. Tapi, dengan begitu mudah dan singkatnya ia bisa  muncul begitu saja.  "Oke... finish! tinggal gue kirim em

Benarkah Per(empu)an Tercipta dari Tulang Rusuk yang Bengkok?

Gambar
Ilustrasi: Arab Women is a painting by Aeich Thimer Berawal dari kisah Adam dan Hawa yang mengisahkan awal mula penciptaan manusia, kisah mereka tertulis di Kitab suci Yahudi, Alkitab dan Al-Qur`an. Jika didalam Al-Qur`an terdapat cerita Adam dan Hawa namun, tidak ada ayat yang secara tertulis mengatakan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Namun, penciptaan manusia dijelaskan dalam  (QS. Al-Baqarah ayat 30-33). Allah berfirman bahwa akan menciptakan khalifah di muka bumi.  Sedangkan ungkapan Hawa Tercipta dari tulang rusuk Adam, itu ada dalam kitab Tanakh (kitab suci yahudi) dan Alkitab  (kitab suci Kristen) termuat pada (Kitab Kejadian II pasal 21-22). Alkitab menyebutkan bahwa : “Disaat Adam tertidur, Allah mengambil salah satu tulang rusuknya dan menciptakan seorang manusia berjenis kelamin perempuan, Adam menamai perempuan itu Hawa.” Sedangkan ungkapan Perempuan tercipta dari tulang rusuk yang bengkok terdapat dalam salah satu hadist yang berbunyi : “Saling memesanlah unt

Analogi Cermin Imam Al Ghazali

Gambar
Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala laranganya. Tapi, apa yang terjadi? Kita seringkali melakukan hal yang dilarang oleh Allah dan meninggalkan hal yang diperintahkan oleh-Nya. Melanggar perintah-Nya seolah menjadi kebiasaan yang sudah sangat biasa kita lakukan. Padahal kita tahu segala perintah dan larangan Allah untuk kita itu tujuanya untuk kebaikan kita. Walaupun tidak semua maksud kebaikan Allah itu bisa kita tangkap dengan akal, karena kembali lagi akal kita terbatas. Sebab, secerdas-cerdasnya kita, tetap saja kecerdasan itu seumpama setetes air dari lautanya Allah swt. Namun, mengapa kita masih melanggar perintah Allah swt?  Kenapa kita belum mampu menangkap maksud baik dan cahaya petunjuk dari sang khaliq?  Dalam karyanya yang fonumental Ihya Ulumuddin Al Ghazali seorang filsuf dan teolog muslim Persia membahas hal itu menggunakan teori cermin Al Mir'ah . Menurut imam Al Ghazali hati manusia ibarat

Hiduplah Kinasih

Gambar
Sumber gambar : brilio.net Meski tidak semua yang hidup ini menghidupi tapi bukan berarti engkau harus mati. Bangkit dan hidupalah Kinasih! Seperti sebelumnya. Kemana bara apimu yang mematikan itu? Kemana semangat hidupmu yang menghidupi orang lain terutama untuk kaum mu? Aku tahu kamu bukan mahluk lemah yang semangatnya mudah goyah dan bara apinya mudah redup. Walaupun juga aku tahu badai yang menerpamu itu tidak kecil, aku tahu tamparan-tamparan realitas yang menderamu tidak mudah begitu saja kau lupakan sakitnya. Tapi mau sampai kapan? Kamu larut terbawa rasa sakit, kamu terlena dengan amarah-amarahmu untuk dirimu sendiri? Sampai kapan kinasih? Pada akhirnya kamu harus coba memaafkan dirimu sendiri, kamu harus kembali. Mulai dari hari ini kamu harus berhenti mengutuk dirimu sendiri, berhenti menyalahkan apa yang pernah kamu lakukan, perjuangan-perjuangan yang menurutmu itu sia-sia lalu kamu malu pada dirimu sendiri. Ketahuilah Kinasih jalan perjuanganmu selama ini s

Penguatan Ideologi Patriaki dalam Ungkapan : "Untung Cantik"

Gambar
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi  Patriarki adalah sebuah sistem atau ideologi yang melekat erat dalam tubuh masyarakat. Patriarki menganggap bahwa laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Kata cantik biasanya sering diidentikan dengan mahluk yang bernama perempuan meskipun banyak definisi dari cantik namun, masyarakat patriarki selalu mengartikan cantik hanyalah hal yang bisa dilihat melalui indra penglihatan yaitu berupa cantik fisik. Meskipun masih banyak cantik-cantik yang lain, yaitu berupa hal-hal yang tidak kasat mata. Patriarki memandang perempuan tidak seutuhnya sebagai subjek tetapi patriarki lebih sering memandang perempuan sebagai objek. Itulah mengapa perempuan dituntut untuk selalu bisa menuruti apa yang diinginkan oleh laki-laki. Seperti objek pelengkap laki-laki (konco wingkeng) bahkan perempuan juga hanya sebagai objek seksual. Seperti standart kecantikan yang ada didalam masyarakat. Standart itu dibuat berdasarkan apa yang dimau laki-laki, misal "ka

Melacur atau Menikah Sama Saja

Gambar
Selepas hujan sore itu, di beranda juni sebuah meja rotan tua, disana ada dua gelas cangkir kopi yang tinggal setengah. Pula ada yang hanya tinggal ampasnya saja. Tidak ada asbak hanya terlihat  beberapa buku berserak, kedua tuan dari cangkir-cangkir kopi tersebut saling berdiam diri juga tak saling menatap satu sama lainya. Mata mereka sibuk menangkap bayangan titik titik sisa air hujan yang jatuh di pekarangan, di ranting-ranting mahoni, juga pada kelopak-kelopak kamboja di taman kecil milik perempuan paruh baya yang sering mereka panggil dengan sebutan mama. Ku kira mereka sedang asik bersenandika. Sebelum akhirnya dering telpon salah seorang dari mereka berbunyi lalu memecah hening. Laki-laki itu tak segera mengangkat telponya, sebelum mengusap layar ponsel dia pandang sejenak, panggilan masuk nomor tanpa nama tersebut. Seusai berbicara di telpon dia membuka percakapan dengan permpuan yang duduk didepannya. "Yuk, ikut aku" katanya sambil memegang pergelangan tangan