Perjalanan Sebuah Tanda Baca
Perjalanan tinta kali ini membawaku berhenti sejenak pada sebuah satuan masa yang menolak untuk beranak Pinak, Ia tunggal yang berusaha untuk tetap tinggal dalam sebuah kurun waktu Yang memberinya sebuah hukuman penggal. Ahh, sial ! Lagi-lagi aku berhenti diparagraf ini hanya diam terpaku, membiarkan semuanya lagi-lagi berlalu. Orang-orang berlalu-lalang dengan begitu riang, Sepasang kekasih yang saling mengasihi, Keluarga yang bahagia, Anak perempuan yang bibirnya blepotan mengulum kembanggula. Aku tidak melihat duka pada mata mereka, segalanya tampak begitu bahagia, dunia tampak begitu ramah dan adil memeluk isi kepala mereka. Apa mereka pernah menangis? Atau sedang menangis? Atau menyembunyikan tangisnya? Ah, tidak mungkin ku kira hanya aku yang menangis hehe Baiklah, aku memutuskan meninggalkan mereka pada paragraf ini. Aku akan pergi Ke suatu pagi yang sepi, tempat dimana segala bunyi dan sunyi menepi tanpa gangguan siapapun. Disana aku diam tak berani berbicara sepatah katap