Penguatan Ideologi Patriaki dalam Ungkapan : "Untung Cantik"

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi 




Patriarki adalah sebuah sistem atau ideologi yang melekat erat dalam tubuh masyarakat. Patriarki menganggap bahwa laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Kata cantik biasanya sering diidentikan dengan mahluk yang bernama perempuan meskipun banyak definisi dari cantik namun, masyarakat patriarki selalu mengartikan cantik hanyalah hal yang bisa dilihat melalui indra penglihatan yaitu berupa cantik fisik. Meskipun masih banyak cantik-cantik yang lain, yaitu berupa hal-hal yang tidak kasat mata.

Patriarki memandang perempuan tidak seutuhnya sebagai subjek tetapi patriarki lebih sering memandang perempuan sebagai objek. Itulah mengapa perempuan dituntut untuk selalu bisa menuruti apa yang diinginkan oleh laki-laki. Seperti objek pelengkap laki-laki (konco wingkeng) bahkan perempuan juga hanya sebagai objek seksual.

Seperti standart kecantikan yang ada didalam masyarakat. Standart itu dibuat berdasarkan apa yang dimau laki-laki, misal "kalau kamu ingin dianggap cantik ya harus putih, kurus, berambut lurus, dll." meskipun tidak ada legitimasi standart cantik harus begitu. Tetapi karena laki-laki pada umumnya senang dengan cantik yang seperti itu jadi, standart cantik itulah yang berlaku didalam masyarakat. Lalu,  kemudian para perempuan berlomba-lomba menuju kesana.

Perlu diketahui oleh para perempuan, sejatinya sistem patriarki sangat menyukai perempuan yang "Cantik dan bodoh" mengapa demikian? Karena perempuan yang cantik namun bodoh adalah sasaran empuk untuk dijadikan objek eksploitasi oleh mereka, baik jiwa maupun raga. Perempuan seperti ini sangat mudah sekali masuk kedalam jerat laki-laki, ironisnya mereka tidak bisa berontak bahkan mereka saja tidak sadar, bahwa dirinya sedang dijajah oleh laki-laki dalam segala hal.

Untuk pernyataan : "Ih bego ya untung cantik" yang biasa kita dengar atau bahkan kita sering ucapkan dalam keseharian, ternyata disana terdapat pesan penguatan ideologi patriarki. Karena seperti yang sudah dijelaskan bahwa patriarki menyukai perempuan yang kurang cerdas, dan sebaliknya patriarki amat membenci perempuan yang cerdas.

Karena perempuan yang cerdas tidak akan mudah untuk mereka bodohi dan mereka eksploitasi. Bahkan perempuan cerdas cenderung akan menentang dan melawan kesemena-menaan yang mereka lakukan. Perempuan ini sudah menyadari bahwa dia hidup didalam kungkungan sistem yang bernama patriarki. Sehingga mereka memberontak segala perlakuan laki-laki yang menindas dan membatasi.

Kembali lagi pada ungkapan "Ih bego ya untung cantik" dalam kalimat ini tertera jelas bahwa seolah-olah tidak masalah jika perempuan itu bodoh yang penting dia cantik. Disini yang mereka tuntut dari perempuan adalah cantiknya, tidak mengapa perempuan itu bodoh sekali lagi yang penting cantik!.
Hal ini tentu menggiring dan mengkonstruk pemikiran perempuan untuk menjadi perempuan yang disukai oleh sistem patriarki dan menjadi perempuan yang mudah dijajah yaitu seorang perempuan "Cantik dan bodoh".


Tidak asing juga kita dengar dalam masyarakat beredar ungkapan :
"Perempuan jangan pinter-pinter nanti laki-laki yang mau melamar minder", "Perempuan gak perlulah sekolah tinggi-tinggi toh nanti kerjanya di dapur dan mengurus anak." oh my god percayalah para perempuan jangan mengiyakan pernyataan-pernyataan itu semua.

Justru kelak engkau akan melahirkan seorang anak yang akan tumbuh menjadi manusia dewasa. Kamu harus menjadi seorang perempuan yang cerdas! Analoginya begini deh "Tidak mungkin seorang anak singa lahir dari rahim kucing" artinya jika kamu ingin mempunyai anak-anak yang cerdas ya kamu harus cerdas juga dong. Jangan mau dibodohi oleh sistem patriarki.
Jadi, begitu ya Bambang, Ijah  :)






Coretan seorang perempuan yang berusaha melampaui batas kultur Keperempuanannya 

-Dyahayu šŸƒ










Komentar

  1. Sukak banget sama tulisan ini, memotivasi bgt untuk terus menjadi perempuan cerdas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penjang umur perempuan yang melawan kebodohanya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Cinta Menurut Plato

Analogi Cermin Imam Al Ghazali

Benarkah Per(empu)an Tercipta dari Tulang Rusuk yang Bengkok?