Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Feminisme Islam Berlandaskan Tauhid

Gambar
Ilustrasi oleh Dini Lestari   Benarkah islam sengaja memberikan ketidak adilan pada perempuan? Benarkah dalam islam perempuan diposisikan nomor dua dan laki-laki yang utama? Tapi bukankah islam datang membawa prinsip kesetaraan? Bukankah islam mengatakan bahwa sesama mahluk itu sama? Baik laki-laki maupun perempuan Tapi mengapa pemahaman agama islam sering berbenturan dengan gender dan kesetaraan? Pertanyaan diatas sering menghantui kita,  terutama perempuan, sebab perempuan menjadi pihak yang dinomor duakan. Saya mengakui bahwa islam Rahmatan-lil-alamin tapi mengapa dalam islam kita masih sering dibeda-bedakan hanya karena jenis kelamin? Apa yang salah? Islamnya? Atau salah pemahaman terhadap islam? Fatima Mernissi seorang tokoh Feminisme islam akan menjawab pertanyaan diatas, Fatima Mernissi lahir di sebuah kota Fez Maroko pada tahun 1940 dan meninggal 2017 lalu dia tinggal disebuah Harem. Harem adalah sebuah tembok yang sebagai wadah untuk para wanita yang digunaka

Aku Ingin Kita Menjadi Makna

Gambar
Wahai tuan yang pandai merangkai diksi Sembari menghisap menthol malam ini Aku membayangkan alangkah indahnya Jika segala pemikiran kita bersenggama Di dalam kamar indah bernama logika Di dalam kepala kita masing-masing Biarkan mereka hidup bising Beranak pinak lalu mati terasing Aku hanya ingin dalam relasi cinta Kita lampaui yang fisik dan menggapai makna Kita hanya perlu saling menatap Lalu menetap berlama lama Biarkan bibir kita saling mendingin Untuk menahan segala ingin Aku tak ingin memberimu cinta banal Agar nanti kita tidak berujung pada sesal Kamerad tujuan kita adalah revolusi Bukan mengulang apa yang pernah terjadi Aku tidak membiarkan saliva kita saling bertemu Bukan berarti aku tidak mencintaimu Sebab ada hal yang jauh lebih bermakna dari itu Percayalah tuan kita bisa melampaui Hal yang fisik untuk cinta yang maha tinggi Aku mencintaimu serupa Lirih angin yang tak perlu bersuara Sukarame, 24 Mei 2019

Surat Yang Aku Kirim Setiap Tahun

Gambar
Selamat tanggal 20 yang ke 21 sahabat kecil Entah ini sudah surat yang ke berapa dan satupun belum ada yang kau baca. Aku memang sengaja tidak memberikanya padamu agar tidak kau baca. Selamat panjang umur semoga hidupmu bahagia, sama seperti hidup kita dulu ketika masih berteman lama 🍃 Suratmu itu tidak akan pernah terkirim. Karena sebenarnya kamu hanya ingin berbicara pada dirimu sendiri. Kamu ingin berdiskusi dengan angin, dengan wangi sebelas tangkai sedap malam yang kamu beli dari tukang bunga berwajah memelas, dengan nyamuk-nyamuk yang cari makan dengan detik jam.... tentang dia. Dia, yang tidak pernah kamu mengerti. Dia racun yang membunuhmu perlahan. Dia yang kamu reka dan kamu cipta. Sebelah darimu mengingkan agar dia datang, membencimu hingga muak dia mendekati gila, menertawakan segala kebodohannya, kekhilafannya untuk sampai jatuh hati padamu, menyesalkan magis yang hadir naluriah setiap kali kalian berjumpa. Akan kamu kirimkan lagi tiket bioskop, bon restora

Filsafat Cinta Menurut Plato

Gambar
Sumber gambar : www.borromeoseminary.org Jauh sebelum generasi milenial mengenal istilah "Bucin" ratusan abad yang lalu Plato sudah menuliskanya dengan istilah Cinta "Aprodhite Pandemus" di dalam buku Symposium lengkap dengan bagaimana cara mempelajari cinta agar kita tidak menjadi budaknya. Plato (427-347 SM) merupakan salah satu filsuf pada masa keemasan filsafat Yunani Kuno yang terlahir di Atena dan meninggal di Atena pula pada usia 80 tahun. Berguru kepada Sokrates sejak ia berumur 20 tahun, ia menjadi murid Sokrates yang setia sampai pada akhir hidupnya Sokrates tetap menjadi pujaannya. Pada tulisan yang masih banyak kekurangan ini akan membahas sedikit pemikiran filsafat cinta dari Plato, dalam buku Symposium Plato banyak membahas tentang Hakikat Eros, Cinta dan Manusia. Plato membagi cinta dalam tiga jenis : Eros adalah cinta jasmaniah cinta paling dasar dimana cinta ini hanya pada ketertarikan fisik, hasrat ingin memiliki dan mencari objek